1963 - Disember 4 - Dekrit Tentang Upaya-Upaya Komunikasi Sosial

PAULUS USKUP
HAMBA PARA HAMBA ALLAH
BERSAMA-BAPA-BAPA KONSILI SUCI
DEMI KENANGAN ABADI

DEKRIT TENTANG
UPAYA-UPAYA KOMUNIKASI SOSIAL
Download PDF

PENDAHULUAN

1. (Makna suatu ungkapan)
DI ANTARA penemuan-penemuan teknologi yang MENGAGUMKAN, yang terutama pada zaman sekarang, berkat perkenaan Allah, telah digali oleh kecerdasan manusia dari alam tercipta, yang oleh Bunda Gereja disambut dan diikuti dengan perhatian istimewa ialah penemuan-penemuan, yang pertama-tama menyangkut jiwa manusia, dan membuka peluang-peluang baru untuk menyalurkan dengan lancar sekali segala macam berita, gagasan-gagasan, pedoman-pedoman. Diantara penemuan-penemuan itu yang paling menonjol ialah upaya-upaya, yang pada hakekatnya mampu mencapai dan menggerakkan gukan hanya orang-orang perorangan, melainkan juga massa, bahkan seluruh umat manusia; misalnya: media cetak, sinema, radio, televisi dan sebagainya, yang karena itu memang tepatlah disebut media komunikasi sosial.

2000 - Jun 4, Vatikan. Dewan Kepausan Untuk Komunikasi Sosial

Seri Dokumen Gerejawi No. 58 B
ETIKA DALAM KOMUNIKASI
(Ethics in Communications)
Dipublikasikan oleh:
DEWAN KEPAUSAN UNTUK KOMUNIKASI SOSIAL

Vatikan, 4 Juni 2000
Alih Bahasa: Mgr. Hadiwikarta
DEPARTEMEN DOKUMENTASI DAN PENERANGAN KWI
Jakarta, Juli 2000
DEWAN KEPAUSAN UNTUK KOMUNIKASI SOSIAL
ETIKA DALAM KOMUNIKASI
Download PDF

1.             Kebaikan yang besar dan kejahatan yang besar berasal dari cara orang menggunakan media komunikasi sosial. Meskipun secara khas/tipikal dikatakan dan kita kerap kali akan mengatakannya di sini – bahwa “media “ menjadikan ini atau itu, media bukanlah kekuatan buta dari kodrat yang di luarkontrol manusia. Karena meskipun tindakan-tindakan berkomunikasi kerap menimbulkan akibat-akibatyang tidak dimaksudkan, namun manusialah yang memilih apakah akan menggunakan media untuk maksud-maksud baik atau maksud-maksud jahat, dengan cara yang baik atau cara yang jahat.Pilihan-pilihan tadi, yang merupakan hal pokok dalam persoalan-persoalan etika, dilakukan bukan hanya oleh mereka yang menerima komunikasi, yaitu para pemirsa, pendengar, pembaca - tapi lebih - lebih oleh mereka yang mengawasi alat-alat komunikasi sosial dan menentukan strukturnya, kebijakannya dan isinya. Termasuk dalam kelompok ini ialah para pejabat dan para eksekutif badan hukum, para anggota badan pengurus,para pemilik, para penerbit dan manajer siaran, para editor, para direktur pemberitaan, para produser, para penulis, para koresponden, dan lain-lain. Untuk mereka ini persoalan etika menjadi sangat penting: Apakah media digunakan untuk hal yang baik atau hal yang jahat?

2010 - 44th World Communications Day

MESSAGE OF HIS HOLINESS
POPE BENEDICT XVI
FOR THE 44th WORLD COMMUNICATIONS DAY
"The Priest and Pastoral Ministry in a Digital World:
New Media at the Service of the Word"
[Sunday, 16 May 2010]


Dear Brothers and Sisters,
The theme of this year’s World Communications Day - The Priest and Pastoral Ministry in a Digital World: New Media at the Service of the Word – is meant to coincide with the Church’s celebration of the Year for Priests. It focuses attention on the important and sensitive pastoral area of digital communications, in which priests can discover new possibilities for carrying out their ministry to and for the Word of God. Church communities have always used the modern media for fostering communication, engagement with society, and, increasingly, for encouraging dialogue at a wider level. Yet the recent, explosive growth and greater social impact of these media make them all the more important for a fruitful priestly ministry.
All priests have as their primary duty the proclamation of Jesus Christ, the incarnate Word of God, and the communication of his saving grace in the sacraments. Gathered and called by the Word, the Church is the sign and instrument of the communion that God creates with all people, and every priest is called to build up this communion, in Christ and with Christ. Such is the lofty dignity and beauty of the mission of the priest, which responds in a special way to the challenge raised by the Apostle Paul: “The Scripture says, ‘No one who believes in him will be put to shame … everyone who calls on the name of the Lord will be saved.’ But how can they call on him in whom they have not believed? And how can they believe in him of whom they have not heard? And how can they hear without someone to preach? And how can people preach unless they are sent? (Rom 10:11, 13-15).

2010 - Hari Komunikasi Sedunia Ke 44

PESAN BAPA SUCI BENEDIKTUS XVI
PADA HARI KOMUNIKASI SEDUNIA ke-44
16 MEI 2010
Imam dan Pelayanan Pastoral di Dunia Digital: Media Baru demi Pelayanan  Sabda

Saudara dan Saudariku Terkasih,
1.      Tema Hari Komunikasi Sedunia tahun ini - Imam dan Pelayanan Pastoral di Dunia Digital: Media Baru demi Pelayanan  Sabda- disampaikan bertepatan  dengan  perayaan Gereja tentang Tahun Imam.  Tema ini memusatkan perhatian pada komunikasi digital, suatu bidang pastoral yang peka dan penting, yang memberikan kemungkinan baru bagi para imam  dalam menunaikan pelayanan kegembalaannya demi dan untuk  Sabda. Berbagai komuniti Gereja  sebenarnya telah  menggunakan media modern untuk mengembangkan komunikasi, melibatkan diri  dalam masyarakat  serta mendorong dialog pada tingkat yang lebih luas. Akan tetapi  penyebarannya yang tak terbendung serta dampak sosial yang besar pada zaman kini, media itu semakin menjadi penting bagi pelayanan imam  yang berhasilguna.

2009 - Hari Komunikasi Sedunia Ke 43

Pesan Bapa Suci Benediktus XVI
untuk Hari Komunikasi Sosial Sedunia ke-43,
24 Mei 2009
Teknologi Baru, Relasi Baru:
 Memajukan Budaya Menghormati, Dialog dan  Persahabatan
  
Saudara dan Saudari Terkasih,         
1.      Mendahului Hari Komunikasi Sedunia yang akan datang,  Saya ingin menyampaikan kepada  anda beberapa   permenungan mengenai tema yang dipilih untuk tahun ini yakni Teknologi Baru, Relasi Baru:  Memajukan Budaya Menghormati, Dialog dan Persahabatan. Sesungguhnya teknologi digital baru sedang membawa  pergeseran yang hakiki  terhadap perilaku-perilaku komunikasi juga terhadap ragam hubungan manusia. Pergeseran itu secara istimewa  dialami oleh kaum muda yang bertumbuh bersama teknologi baru dan telah merasakan dunia digital sebagai rumah sendiri.  Mereka berusaha memahami dan memanfaatkan  peluang yang diberikan olehnya, sesuatu yang bagi kita orang dewasa seringkali dirasakan cukup asing. Dalam pesan tahun ini, Saya ingat akan mereka yang dikenal sebagai generasi digital, dan Saya ingin berbagi dengan mereka, khususnya tentang gagasan-gagasan menyangkut potensi ulung teknologi baru demi  mamajukan pemahaman  dan rasa kesetiakawanan manusia.  Teknologi baru  sesungguhnya merupakan anugerah bagi umat manusia dan kita mesti  memberikan jaminan bahwa manfaat yang dimilikinya tentu dipergunakan untuk melayani semua manusia secara pribadi dan komunitas, teristimewa mereka yang kurang beruntung dan menderita.

2009 - 43th World Communications Day

MESSAGE OF THE HOLY FATHER
BENEDICT XVI
FOR THE 43rd WORLD COMMUNICATIONS DAY 
"New Technologies, New Relationships.
Promoting a Culture of Respect, Dialogue and Friendship."
[Sunday, 24 May 2009 ]

Dear Brothers and Sisters!
In anticipation of the forthcoming World Communications Day, I would like to address to you some reflections on the theme chosen for this year - New Technologies, New Relationships: Promoting a culture of Respect, Dialogue and Friendship. The new digital technologies are, indeed, bringing about fundamental shifts in patterns of communication and human relationships. These changes are particularly evident among those young people who have grown up with the new technologies and are at home in a digital world that often seems quite foreign to those of us who, as adults, have had to learn to understand and appreciate the opportunities it has to offer for communications. In this year’s message, I am conscious of those who constitute the so-called digital generation and I would like to share with them, in particular, some ideas concerning the extraordinary potential of the new technologies, if they are used to promote human understanding and solidarity. These technologies are truly a gift to humanity and we must endeavour to ensure that the benefits they offer are put at the service of all human individuals and communities, especially those who are most disadvantaged and vulnerable.

2008 - Hari Komunikasi Sedunia Ke 42

Pesan Bapa Suci untuk
Hari Komunikasi Sosial Sedunia ke- 42
Pada 4 Mei 2008
‘Media Komunikasi Sosial:
Pada persimpangan antara Pengacuan Diri dan Pelayanan.
Mencari  Kebenaran untuk berbagi dengan orang lain.

Saudara-Saudari Terkasih,
  1.  Tema Hari Komunikasi Sedunia tahun ini –“Media Komunikasi Sosial: Pada persimpangan antara pengacuan diri  dan pelayanan. Mencari kebenaran untuk berbagi dengan orang lain” – menekankan betapa pentingnya peranan media dalam kehidupan perorangan dan masyarakat. Sesungguhnya, dengan meluasnya pengaruh globalisasi, tak ada satupun ruang lingkup dalam  pengalaman hidup manusia yang lolos dari pengaruh media. Media telah menjadi bagian integral dalam hubungan antarpribadi dan perkembangan hidup sosial, ekonomi, politik dan religius. Seperti yang telah Saya tandaskan dalam Pesanku untuk  Hari Perdamaian Sedunia tahun ini (1 Januari 2008) bahwa:  ’media komunikasi sosial terutama oleh kemampuannya untuk mendidik, ia memiliki  tanggungjawab istimewa untuk memajukan rasa hormat terhadap keluarga, menguraikan secara jelas harapan-harapan dan hak-hak keluarga serta menghadirkan segala keelokannya’ (no 5).

2008 - 42nd World Communications Day

MESSAGE OF THE HOLY FATHER
BENEDICT XVI
FOR THE 42nd WORLD COMMUNICATIONS DAY
"The Media: At the Crossroads between Self-Promotion and Service.
Searching for the Truth in order to Share it with Others."
[Sunday, 4 May 2008]

Dear Brothers and Sisters!
1. The theme of this year’s World Communications Day – “The Media: At the Crossroads between Self-Promotion and Service. Searching for the Truth in order to Share it with Others” – sheds light on the important role of the media in the life of individuals and society. Truly, there is no area of human experience, especially given the vast phenomenon of globalization, in which the media have not become an integral part of interpersonal relations and of social, economic, political and religious development. As I said in my Message for this year’s World Day of Peace (1 January 2008): “The social communications media, in particular, because of their educational potential, have a special responsibility for promoting respect for the family, making clear its expectations and rights, and presenting all its beauty” (No. 5).

2007 - Hari Komunikasi Sedunia Ke 41

PESAN BAPA SUCI BENEDICTUS XVI
UNTUK HARI KOMUNIKASI SEDUNIA KE-41
Thema:
Anak-anak dan Media:
Sebuah Tantangan untuk Pendidikan

Saudara dan Saudari yang terkasih,
1. Tema Hari Komunikasi Sedunia yang ke-41, ”Anak-anak dan Media: Sebuah Tantangan untuk Pendidikan”, mengajak kita untuk ber-refleksi atas dua pokok yang sangat penting yang berkaitan satu sama lain. Yang pertama adalah pembinaan anak-anak. Yang kedua, barangkali kurang nyata, namun tidak kalah pentingnya, adalah pembinaan media.

Aneka-ragam tantangan dalam menghadapi pendidikan dewasa ini sering dikaitkan dengan pengaruh media yang begitu menyeluruh di dunia kita ini. Sebagai suatu aspek dari gejala globalisasi, dan masih dipicu lagi dengan cepatnya perkembangan teknologi, media memang telah membentuk lingkungan budaya dengan sangat mendalam (bdk Paus Johanes Paulus II, Surat Apostolik Rapid Development, 3). Memang, sementara orang menegaskan, bahwa pengaruh formatif media ini telah menjadi saingan pengaruh sekolah, Gereja dan barangkali juga keluarga. ”Realitas, bagi banyak orang, adalah apa yang nyata dalam pandangan media” (Dewan Kepausan untuk Komunikasi Sosial, Aetatis Novae, 4).

2007 - 41st World Communications Day

MESSAGE OF THE HOLY FATHER
BENEDICT XVI
FOR THE 41st WORLD COMMUNICATIONS DAY
"Children and the Media:
A Challenge for Education"
[Sunday, 20 May 2007]

Dear Brothers and Sisters,
1. The theme of the Forty-first World Communications Day, "Children and the Media: A Challenge for Education", invites us to reflect on two related topics of immense importance. The formation of children is one. The other, perhaps less obvious but no less important, is the formation of the media.

The complex challenges facing education today are often linked to the pervasive influence of the media in our world. As an aspect of the phenomenon of globalization, and facilitated by the rapid development of technology, the media profoundly shape the cultural environment (cf. Pope John Paul II, Apostolic Letter The Rapid Development, 3). Indeed, some claim that the formative influence of the media rivals that of the school, the Church, and maybe even the home. “Reality, for many, is what the media recognize as real" (Pontifical Council for Social Communications, Aetatis Novae, 4).

2006 - 40th World Communications Day

MESSAGE OF THE HOLY FATHER 
BENEDICT XVI
 
FOR THE 40th WORLD COMMUNICATIONS DAY
"The Media: A Network for Communication, 
Communion and Cooperation"
 


[Sunday, 28 May 2006]
Dear Brothers and Sisters,


1. In the wake of the fortieth-anniversary of the closing of the Second Vatican Ecumenical Council, I am happy to recall its Decree on the Means of Social Communication, Inter Mirifica, which in particular recognized the power of the media to influence the whole of human society. The need to harness that power for the benefit of all mankind has prompted me, in this my first message for World Communications Day, to reflect briefly on the idea of the media as a network facilitating communication, communion, and cooperation.


Saint Paul, in his letter to the Ephesians, vividly depicts our human vocation to be "sharers in the divine nature" (Dei Verbum, 2): through Christ we have access in one Spirit to the Father; so we are no longer strangers and aliens but citizens with the saints and members of the household of God, growing into a holy temple, a dwelling place for God (cf. Eph 2:18-22). This sublime portrayal of a life of communion engages all aspects of our lives as Christians. The call to be true to the self-communication of God in Christ is in fact a call to recognize his dynamic force within us, which then seeks to spread outwards to others, so that his love can truly become the prevalent measure of the world (cf. Homily for World Youth Day, Cologne, 21 August 2005).

2006 - Hari Komunikasi Sedunia Ke 40

"MEDIA: JEJARING UNTUK KOMUNIKASI,
HIDUP BERKOMUNITAS, DAN KERJASAMA"

PESAN BAPA SUCI BENEDIKTUS XVI
PADA HARI KOMUNIKASI SEDUNIA KE-40

Para Saudara-Saudari,

1. Menjelang 40 tahun penutupan Konsili Vatikan II, dengan gembira saya mengenang kembali Dekrit Sarana-Sarana Komunikasi Sosial, Inter Mirifica yang secara khusus menerima kekuatan pengaruh media bagi masyarakat manusia secara keseluruhan. Perlunya mengendalikan kekuatan itu demi kemaslahatan bangsa manusia seluruhnya telah mendorong saya, dalam pesan pertama saya untuk Hari Komunikasi Sedunia ini, untuk merenungkan secara singkat pemahaman media sebagai jejaring yang memperlancar komunikasi, hidup berkomunitas, dan kerjasama. Santo Paulus, dalam suratnya kepada umat di Efesus, dengan gamblang melukiskan panggilan kita sebagai manusia untuk "ambil bagian dalam kehidupan ilahi" (Dei Verbum, 2) karena oleh Dia, kita dalam satu roh beroleh jalan masuk kepada Bapa. Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah, yang tumbuh menjadi tempat kediaman Allah (Bdk Ef. 2:18-22). Penggambaran luhur untuk hidup berkomunitas ini melibatkan segala aspek kehidupan kita sebagai orang kristiani. Panggilan untuk menjadi benar sebagai komunikasi diri Allah dalam Kristus sesungguhnya merupakan panggilan untuk mengakui kedinamikan kekuatan-Nya dalam diri kita, kemudian mencari jalan untuk menyebarkannya ke orang lain, sehinga kasih-Nya sungguh-sungguh (menjadi kebijakan yang) paling dominan di dunia ini (bdk. Homili pada Hari Kepemudaan Dunia, Kologne, 21 Agustus 2005)

2005 - 39th World Communications Day

MESSAGE OF THE HOLY FATHER JOHN PAUL II
FOR THE 
39th WORLD COMMUNICATIONS DAY   
"The Communications Media: At the Service
of Understanding Among Peoples"
[Sunday, 8 May 2005]

Dear Brothers and Sisters,

1. We read in the Letter of Saint James, "From the same mouth come blessing and cursing. My brothers and sisters, this ought not to be so" (James 3:10). The Sacred Scriptures remind us that words have an extraordinary power to bring people together or to divide them, to forge bonds of friendship or to provoke hostility.

Not only is this true of words spoken by one person to another: it applies equally to communication taking place at any level. Modern technology places at our disposal unprecedented possibilities for good, for spreading the truth of our salvation in Jesus Christ and for fostering harmony and reconciliation. Yet its misuse can do untold harm, giving rise to misunderstanding, prejudice and even conflict. The theme chosen for the 2005 World Communications Day - "The Communications Media: At the Service of Understanding Among Peoples" - addresses an urgent need: to promote the unity of the human family through the use made of these great resources.

2005 - Hari Komunikasi Sedunia ke 39

PESAN BAPA SUCI YOHANES PAULUS II
UNTUK HARI KOMUNIKASI SEDUNIA KE-39

"Media Komunikasi:  
Pelayanan Saling Pengertian

Di Antara Masyarakat"



Saudara-saudari yang terkasih,
1. Kita membaca dalam Surat Santo Yakobus, "Dari mulut yang satu keluar berkat dan kutuk. Hal ini, saudara-saudaraku, tidak boleh demikian terjadi" (Yak 3:10). Kitab Suci itu mengingatkan kita bahwa kata-kata memiliki kekuatan yang luar biasa untuk mempersatukan orang atau untuk memecahbelah mereka, untuk menjalin ikatan persahabatan atau untuk memancing perseteruan.

Ini tidak hanya berlaku untuk kata-kata yang disampaikan seseorang kepada orang lain: ini juga berlaku untuk komunikasi di segala tingkat. Dalam pelayanannya, teknologi modern menempatkan berbagai kemungkinan yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk kebaikan, untuk mewartakan kebenaran akan keselamatan kita dalam Yesus Kristus dan untuk meningkatkan kerukunan dan rekonsiliasi. Namun penyalahgunaannya bisa menciptakan kejahatan yang tak terungkap, yang menciptakan kesalahpahaman, prasangka, dan bahkan konflik. Tema yang dipilih untuk Hari Komunikasi se-Dunia 2005 - "Media Komunikasi: Pelayanan Saling Pengertian Di Antara Masyarakat" - menyampaikan kebutuhan mendesak: untuk meningkatkan persatuan keluarga umat manusia dengan memanfaatkan sumber daya yang luar biasa ini.

2004 - Hari Komunikasi Sedunia ke 38

PESAN BAPA SUCI YOHANES PAULUS II
PADA HARI KOMUNIKASI SEDUNIA KE-38
23 MEI, 2004

TEMA: MEDIA DAN KELUARGA: RESIKO DAN KEKAYAAN

Saudara-Saudari yang terkasih,

1. Media komunikasi berkembang luar biasa dan semakin mudah terjangkau; perkembangan ini membawa peluang istimewa untuk memperkaya bukan saja hidup individu, namun juga keluarga-keluarga. Pada waktu yang sama, keluarga-keluarga dewasa ini menghadapi tantangan-tantangan baru yang muncul dari pesan-pesan media massa yang beraneka-ragam dan bahkan seringkali saling bertentangan. Tema yang dipilih untuk Hari Komunikasi Sedunia 2004―Media dan Keluarga: Resiko dan Kekayaan"―adalah tepat waktu, karena mengajak refleksi yang jernih tentang bagaimana keluarga-keluarga menggunakan media dan, sebaliknya, bagaimana media menggarap keluarga dan keprihatinannya.

Tema tahun ini juga mengingatkan semua orang, baik para pelaku komunikasi maupun orang-orang yang mereka sapa, bahwa segala komunikasi memiliki dimensi moral.
Seperti telah dikatakan oleh Tuhan sendiri, kata-kata itu keluar dari luapan hati (Bdk. Mat 12:34-35). Orang-orang bertumbuh atau merosot dalam bidang moral karena kata-kata yang mereka ucapkan dan pesan-pesan yang mereka pilih untuk didengarkan. Konsekuensinya, kebijaksanaan dan ketajaman budi dalam penggunaan media secara khusus dituntut dari pihak para profesional di bidang komunikasi, orangtua, dan pendidik, karena keputusan mereka sangat mempengaruhi anak-anak dan orang muda, yang menjadi tanggung jawab mereka dan akhirnya merupakan masa depan masyarakat.

2004 - 38th World Communications Day

MESSAGE OF THE HOLY FATHER JOHN PAUL II
FOR THE 
38th WORLD COMMUNICATIONS DAY   
"The Media and the Family: A Risk and a Richness "

[Sunday, 23 May 2004]



Dear Brothers and Sisters,
1. The extraordinary growth of the communications media and their increased availability has brought exceptional opportunities for enriching the lives not only of individuals, but also of families. At the same time, families today face new challenges arising from the varied and often contradictory messages presented by the mass media. The theme chosen for the 2004 World Communications Day – “The Media and the Family: A Risk and a Richness” - is a timely one, for it invites sober reflection on the use which families make of the media and, in turn, on the way that families and family concerns are treated by the media.

This year’s theme is also a reminder to everyone, both communicators and those whom they address, that all communication has a moral dimension. As the Lord himself has said, it is from the abundance of the heart that the mouth speaks (cf. Mt 12:34-35). People grow or diminish in moral stature by the words which they speak and the messages which they choose to hear. Consequently, wisdom and discernment in the use of the media are particularly called for on the part of communications professionals, parents and educators, for their decisions greatly affect children and young people for whom they are responsible, and who are ultimately the future of society.

2003 - 37th World Communications Day

MESSAGE OF THE HOLY FATHER JOHN PAUL II
FOR THE 
37th WORLD COMMUNICATIONS DAY   
"The Communications Media at the Service
of Authentic Peace in the Light of 'Pacem in Terris'"
[Sunday, 1 June 2003}

Dear Brothers and Sisters,
1. In the dark days of the Cold War, Blessed Pope John XXIII's Encyclical Letter Pacem in Terriscame as a beacon of hope to men and women of good will. Declaring that authentic peace requires "diligent observance of the divinely established order" (Pacem in Terris, 1), the Holy Father pointed to truth, justice, charity and freedom as the pillars of a peaceful society (ibid., 37).

The emergence of the power of modern social communications formed an important part of the Encyclical's background. Pope John XXIII had the media especially in mind when he called for "fairness and impartiality" in the use of "instruments for the promotion and spread of mutual understanding between nations" afforded by science and technology; he decried "ways of disseminating information which violate the principles of truth and justice, and injure the reputation of another nation" (ibid., 90).

2. Today, as we observe the fortieth anniversary of Pacem in Terris, the division of peoples into opposing blocs is mostly a painful memory , but peace, justice and social stability are still lacking in many parts of the world. Terrorism, conflict in the Middle East and other regions, threats and counter-threats, injustice, exploitation, and assaults upon the dignity and sanctity of human life both before and after birth are dismaying realities of our times.

2003 - Hari Komunikasi Sedunia Ke 37

MEDIA KOMUNIKASI
MEMBANTU MENCIPTAKAN
PERDAMAIAN SEJATI

DALAM TERANG ENSIKLIK PACEM IN TERRIS
PESAN BAPA SUCI
PADA HARI KOMUNISASI SEDUNIA KE-37
1 JUNI 2003

Saudara-Saudara Terkasih:

[Empat tiang perdamaian: Kebenaran, Keadilan, Cintakasih, dan Kebebasan]
1. Di tengah kegelapan hari-hari masa Perang Dingin, Nawala Kepausan (Ensiklik) Pacem in Terris (Damai di Bumi) dari Paus Beato Yohanes XXIII memancarkan secercah cahaya harapan bagi semua orang yang berkehendak baik. Bapa Suci menyatakan bahwa agar perdamaian sejati terwujud perlu lah “tata-tertib yang telah ditetapkan Allah sepenuhnya diindahkan” (ibid, 1). Melalui pernyataan itu Bapa Suci menunjuk pada kebenaran, keadilan, cintakasih dan kebebasan sebagai pilar-pilar masyarakat yang tenteram dan damai (ibid, 37).

[Media komunikasi perlu menghormati keempat prinsip tersebut]
Munculnya kekuatan komunikasi sosial modern menjadi bagian penting yang melatar-belakangi Ensiklik tersebut. Paus Yohanes XXIII khususnya berpikir mengenai media, ketika berseru agar media digunakan secara“adil dan tidak sepihak” sebagai “sarana-sarana untuk memajukan dan penyebaran saling pengertian di antara para bangsa” yang dimungkinkan oleh ilmu pengetahuan dan teknologi; beliau menyayangkan “cara-cara penyebaran informasi yang melanggar prinsip-prinsip kebenaran, keadilan, dan mencemarkan nama baik bangsa lain” (ibid, 90).


2002 - Hari Komunikasi Sedunia ke 36

Internet: Forum Baru bagi Pewartaan Injil
Pesan Bapa Suci pada Hari Komunikasi Sedunia Ke-36
Minggu, 12 Mei 2002

Saudara dan Saudari Yang Terkasih,

[Meneruskan Tugas Pewartaan Para Rasul]
1. Pada hari Pentekosta, Roh Kudus turun atas para rasul. Di bawah kuasa Roh itulah mereka lalu turun ke jalan-jalan kota Yerusalem untuk mewartakan Injil dalam pelbagai bahasa (bdk Kis 2:5-11). Tugas Gereja sepanjang jaman tiada lain melanjutkan pekerjaan yang telah dimulai para rasul itu. Abad-abad selanjutnya, patuh pada perintah Kristus untuk mewartakan Injil ke seluruh dunia (bdk Mt. 28:19-20), para pewarta Injil menyebar ke seluruh penjuru dunia. Di situ agama Kristen kemudian berakar dan belajar fasih dalam aneka bahasa dunia.

[Menuntut kreativitas dan imajinasi segar]
Namun, pewartaan Injil bukan sebatas sejarah bagaimana Gereja berkembang anggotanya dan meluas wilayahnya. Termasuk di dalamnya bagaimana Gereja berjumpa dengan aneka budaya dan tradisi. Kendati pesan yang dibawanya tetap sama, yakni Yesus Kristus, namun Gereja setiap kali dituntut menggali dan menggunakan daya kreativitas dan imajinasi yang segar, agar pesan itu difahami.

2001 - Hari Komunikasi Sedunia Ke 35

Surat Gembala Paus Yohanes Paulus II
pada hari Komunikasi Sosial XXXV 27 MEI 2001

Wartakan dari atap rumah Injil di Zaman Komunikasi Global

1. Tema yang telah saya pilih untuk Hari Komunikasi Sosial sedunia 2001 menggemakan kata-kata Yesus sendiri. Tidak dapat lain, karena hanya Kristuslah yang kita wartakan. Kita ingat kata-kataNya kepada para murid pertama: "Apa yang Kukatakan kepadamu dalam gelap, katakanlah itu dalam terang; dan apa yang dibisikkan ke telingamu, beritakanlah itu dari atas atap rumah" (Matius 10:27). Pada kedalaman hati nurani kita, kita telah mendengar kebenaran tentang Yesus; sekarang kita harus mewartakan kebenaran itu dari atap rumah.

Dalam dunia sekarang, atap rumah sudah ditandai dengan hutan transmisi dan antena yang mengirimkan dan menerima pesan dari beraneka ragam ke dan dari empat penjuru dunia. Sungguh sangat mendasar untuk memperoleh jaminan bahwa diantara begitu banyak pesan itu sabda Allah didengarkan. Untuk mewartakan iman dari atap rumah berarti mengatakan kata Yesus dalam dan melalui dunia komunikasi yang dinamis.

2001 - 35th World Communications Day

PONTIFICIUM CONSILIUM DE COMMUNICATIONIBUS SOCIALIBUS
MESSAGE OF THE HOLY FATHER
FOR THE XXXV WORLD COMMUNICATIONS DAY
Sunday, May 27, 2001

Theme: "Preach from the housetops": The Gospel in the Age of Global Communication

1. The theme which I have chosen for World Communications Day 2001 echoes the words of Jesus himself. It could not be otherwise, for it is Christ alone whom we preach. We remember his words to his first disciples: "What I tell you in the dark, utter in the light; and what you hear whispered, proclaim upon the housetops" (Mt 10:27). In the secret of our heart, we have listened to the truth of Jesus; now we must proclaim that truth from the housetops. 

In today's world, housetops are almost always marked by a forest of transmitters and antennae sending and receiving messages of every kind to and from the four corners of the earth. It is vitally important to ensure that among these many messages the word of God is heard. To proclaim the faith from the housetops today means to speak Jesus' word in and through the dynamic world of communications.  

2. In all cultures and at all times - certainly in the midst of today's global transformations - people ask the same basic questions about the meaning of life: Who am I? Where have I come from and where am I going? Why is there evil? What is there after this life?(cf. Fides et Ratio, 1).And in every age the Church offers the one ultimately satisfying answer to the deepest questions of the human heart - Jesus Christ himself, "who fully reveals man to himself and brings to light his high calling" (Gaudium et spes, 22). Therefore, the voice of Christians can never fall silent, for the Lord has entrusted to us the word of salvation for which every human heart longs. The Gospel offers the pearl of great price for which all are searching (cf. Mt 13:45-46). 

WORLD COMMUNICATIONS DAY MESSAGES

SIGNIS - World Catholic Association for Communication

NEWS UPDATE ~ DIOCESE OF SANDAKAN

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...